KAYU BAWANG ..MUKOMUKO
... bagi yang butuh bibit kayu bawang ada 600 batang untuk wilayah mukomuko. PENNARIK, IPUH, AIR RAMI DAN SEKITARNYA . STOK TERBATAS HARGA NEGO 082307372131
Analisis Pertanian
Sabtu, 05 April 2014
Jumat, 15 Maret 2013
Cara Budidaya Kangkung. Siapa yang tidak kenal dengan tanaman
kangkung karena tanaman ini sangat mudah ditemukan dimana - mana. Dimana ada
tukang jualan sayur maka pasti ada kangkung yang dijual disana.
Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak
peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water
spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma,
Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika.
Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat,
juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan
lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman
kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun
untuk dijual ke pasar.
Jenis Tanaman
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga
kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika
tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:
a) Divisio : Spermatophyta
b) Sub-divisio : Angiospermae
c) Kelas : Dicotyledonae
d) Famili : Convolvulaceae
e) Genus : Ipomoea
f) Species : Ipomoea reptans
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan
hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan
nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat
yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah,
rawa atau parit-parit.
Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air :
Warna bunga.
Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung
darat bunga putih bersih.
Bentuk daun dan batang.
Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada
kangkung darat. Warna batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan
kangkung darat putih kehijau-hijauan.
Kebiasaan berbiji.
Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu
sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan
stek pucuk batang.
Manfaat Tanaman
Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda
dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga
memiliki kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C
serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan
dan kesehatan.
Disamping itu hewan juga menyukai kangkung bila dicampur dalam
makanan ayam, itik, sapi, kelinci dan babi.
Seorang pakar kesehatan Filipina: Herminia de Guzman Ladion
memasukkan kangkung dalam kelompok "Tanaman Penyembuh Ajaib", sebab
berkhasiat untuk penyembuh penyakit "sembelit" juga sebagai obat yang
sedang "diet". Selain itu, akar kangkung berguna untuk obat penyakit
"wasir"
SYARAT PERTUMBUHAN
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung
darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini
berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung
pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh
rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput
liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak
rimbun.
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat
sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman
kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat
kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat
yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai
konsumen.
Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m
tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung
ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak
keras, sehingga tidak disukai konsumen.
2.2. Media Tanam
Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak
mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.
Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang,
karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang
selalu tergenang air.
Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya,
sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan
kandungan air secara baik.
2.3. Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat
maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di
dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan
dicampur aduk.
CARA BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG
Pembibitan kangkung
Persyaratan Bibit Kangkung Darat
Dalam pemilihan bibit harus disesuaikan dengan lahan (air atau
darat). Karena kalau kangkung darat ditanam di lahan untuk kangkung air
produksinya kurang baik, warna daun menguning, bentuk kecil dan cepat membusuk.
Bibit kangkung sebaiknya berasal dari kangkung muda, berukuran
20 -30 cm. Pemilihan bibit harus memperhatikan hal-hal seperti berikut, batang
besar, tua, daun besar dan bagus. Penanamannya dengan cara stek batang,
kemudian ditancapkan di tanah. Sedangkan biji untuk bibit harus diambil dari
tanaman tua dan dipilih yang kering serta berkualitas baik.
Penyiapan Benih
a) Benih kangkung yang akan ditanam adalah stek muda, berukuran
20-30 cm, dengan jarak tanam 1,5 x 15 cm.
b) Untuk benih dari biji kangkung diambil dari tanaman yang tua.
c) Benih yang diperlukan untuk seluas 10 m2 atau 2 bedengan ±
300 gram, jika tiap lubang diisi 2-3 butir biji.
Teknik Penyemaian Benih
Biji dengan ukuran diameter 3 mm, disebar dalam baris-baris
berjarak 15 cm dengan jarak kira-kira 5 cm antara masing-masing biji. Kultivar
yang berbiji dapat tahan tanah lembab dan tumbuh baik dalam musim hujan.
Pemeliharaan Pembenihan/Penyemaian
Agar diperoleh hasil panen yang baik, dalam pemeliharaan
pembenihan kangkung diperlukan penyiraman teratur dan kerap pada cuaca kering.
Pengolahan Media Tanam
Persiapan Media Tanam
Kangkung air membutuhkan tempat-tempat yang ada genangan air. Bertanam
kangkung memerlukan tanah yang diberi pupuk kompos, kemudian dibuatkan
petak-petak/bedengan seperti tanaman sayuran lain. Tentang panjang bedengan,
tergantung kondisi lahan. Kemudian siapkan tugal dan tancapkan di atas bedengan
dengan jarak 20 x 20 cm.
Pembukaan Lahan
Tiga minggu sebelum melakukan penanaman kangkung, sebaiknya
tanah diolah terlebih dahulu. Kemudian tanah dicampur dengan pupuk kompos atau
pupuk kandang sebanyak 10 ton per hektar, diberi air dengan ketinggian 5 cm,
dibiarkan tergenang air dan diberi urea 1 kuintal per hektar
Pembentukan Bedengan
Pembentukan bedengan untuk tanaman kangkung dapat dilakukan
dengan ukuran lebar 0,8-1,2 m, panjang 3-5 m, dalam ± 15-20 cm dan jarak antar
bedeng 50 cm dengan membuat selokan. Ukuran tersebut dapat disesuaikan, tergantung
keadaan lahan yang tersedia. Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan
pembuangan air yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan dan kegiatan
lain. Ada pula yang membuat bedengan dengan ukuran panjang kali lebar: 2x1 m
dengan kedalaman drainase 30x30 cm.
Pemupukan
Pemupukan bagi tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar yaitu
pupuk kandang, yang diberikan seminggu sebelum tanam (setelah selesai pembuatan
bedengan). Selain itu juga diberikan pupuk urea, seminggu setelah tanam,
kemudian 2 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk urea dicampur dengan air
kemudian disiram pada pangkal tanaman dengan ember penyiram.
Pada waktu melakukan pemupukan, lahan dikeringkan terlebih
dahulu selama 4 sampai 5 hari. Kemudian diairi kembali.
Pupuk yang diperlukan adalah sebagai berikut: 10-20 ton/ha rabuk
organik dan 100-250 kg/ha urea, diberikan selama 2 minggu pertama, dengan cara
disiramkan.
Teknik Penanaman Kangkung
Penentuan Pola Tanam
Penentuan pola tanam dapat disesuaikan dengan luas lahan yang
akan ditanami. Apabila bedengan dibuat dengan ukuran 2x1 m, maka bila jarak
tanamnya ditentukan 20x20 cm, maka dalam satu bedengan terdapat sebanyak 50
lubang atau 50 rumpun kangkung.
Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara ditugal, yang
berjarak 20x20 cm, sedalam ± 5 cm. Setiap bedengan dapat ditentukan jumlah
lubangnya (tergantung ukuran bedengan)
Cara Penanaman
Penanaman kangkung darat dilakukan pada sore hari yaitu jam
16.00 sampai 18.00. Hal ini bertujuan agar benih setelah ditanam tidak langsung
mendapat udara kering sehingga benih cepat berkecambah.
Pemeliharaan Tanaman Tanaman Kangkung
Penjarangan dan Penyulaman
Bila tanaman kangkung terlalu lebat/sangat berdesakan dalam satu
rumpun maka diperlukan penjarangan. Apabila tanaman banyak yang mati, maka
segera dilakukan penyulaman (diganti dengan bibit yang baru yang telah
disiapkan).
Penyiangan dan Pembumbunan tanaman kangkung
Penyiangan dilakukan bila terdapat rumput liar (tanaman
pengganggu). Penyiangan dilakukan setiap 2 minggu.
Pembumbunan dilakukan untuk mendekatkan unsur hara bagi tanaman
kangkung sehingga dapat mempermudah akar tanaman untuk mentransfernya.
Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea. Pupuk urea
diberikan hanya sekali dengan cara dilarutkan dalam air lalu disiram pada
tanaman kangkung. Perlu diperhatikan agar pada waktu menebar pupuk jangan
sampai ada butir pupuk yang tersangkut atau menempel pada daun, sebab akan
menyebabkan daun menjadi layu. Gunakan sapu lidi setiap selesai menabur pupuk.
Pengairan dan Penyiraman
Selama tidak ada hujan, perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman
gunanya untuk mencegah tanaman kangkung terhadap kekeringan. Penyiraman
dilakukan dua kali sehari yaitu pagi (jam 07.00) dan sore (jam 17.00).
Penyiraman dilakukan dengan gembor penyiram. Tanaman kangkung membutuhkan
banyak air dalam pertumbuhannya.
Waktu Penyemprotan Pestisida
Tanaman kangkung darat yang terkena ulat berwarna putih yang
berada pada helai daun sebelah bawah sehingga menyebabkan warna daun menjadi
kuning. Untuk penanggulangannya disemprotkan Baysudin dengan dosis 2 cc per
liter air, yang disemprotkan sore hari.
Untuk memberantas ulat daun yang sering menyerang tanaman
kangkung, digunakan Insektisida Diazinon 60 EC, dengan dosis sebesar 2 cc per
liter air dan disemprotkan pada tanaman.
Serangga pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis
senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.
Agar pertumbuhan subur, sebaiknya seminggu setelah atau sebelum
panen, tanaman dipupuk urea kembali.
Hama dan Penyakit Tanaman Kangkung
Hama Tanaman Kangkung
Hama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya relatif
tidak ganas, antara lain: belalang dan ulat daun. Pengendalian: untuk mencegah
terjadi over populasi, semprotkan Sevin atau sejenisnya. Untuk memberantas ulat
daun ini digunakan Insektisida Diazinon 60 EC, dengan dosis sebesar 2 cc per
liter air dan disemprotkan pada tanaman. Pada waktu membasmi hama, sebaiknya
lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4-5 hari. Kemudian diairi kembali.
Penyakit Tanaman Kangkung
Tanaman kangkung tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan
sedikit perlindungan.
Penyakit jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah
karat putih (Albugo Ipomoea panduratae). Penyakit ini peka terhadap Dithane
M-45 atau Benlate, tetapi bila benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene
umumnya baik, penyakit tidak menjadi masalah. Serangga pemakan daun
dikendalikan dengan penyemprotan strategis senyawa organofosfat jauh sebelum
pemanenan.
Panen Tanaman Kangkung
Panen pertama sudah bisa dilakukan pada hari ke 12. Saat ini kangkung
sudah tumbuh dengan panjang batang kira-kira 20-25 cm. Ada pula yang mulai
memangkas sesudah berumur 1,5 bulan dari saat penanaman.
Cara pemanenan kangkung air hampir sama dengan kangkung darat.
Cara memanen, pangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas
permukaan tanah atau meninggalkan 2-3 buku tua. Panen dilakukan pada sore hari.
Panenan dilakukan dengan cara memotong kangkung yang siap panen dengan ciri
batang besar dan berdaun lebar.
Dengan menggunakan alat pemotong. Pemungutan hasil kangkung
darat dapat pula dilakukan dengan cara mencabutnya sampai akar, kemudian dicuci
dalam air. Panen kangkung darat dilakukan pada umur 27 hari. Selama panen,
lahan penanaman harus tetap basah tapi tidak berair (lembab).
Panen dilakukan 2-3 minggu sekali. Setiap kali habis panen,
biasanya akan terbentuk cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11
kali panen maka produksi kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Jika sudah terlihat berbunga, sisakan ± 2 m2 untuk dikembangkan
terus menjadi biji yang kira-kira memakan waktu 40 hari sampai dapat
dikeringkan.
Pertanaman kangkung secara komersial menghasilkan sekitar 15
ton/ha sepanjang beberapa panenan berturut-turut atau sekitar 160 kg/tahun/10
m2.
Pascapanen Tanaman Kangkung
Kangkung yang baru dipanen dikumpulkan dan kemudian disatukan
sebanyak 15-20 batang kangkung dalam satu ikatan.
Dalam penyimpanan (sebelum dipasarkan), agar tidak cepat layu,
kangkung yang telah diikat celupkan dalam air tawar bersih dan tiriskan dengan
menggunakan anjang-anjang.
Selamat mencoba untuk menanam kangkung, saya yakin dengan
mengikuti tahapan diatas anda akan berhasil dalam budidaya kangkung tersebut.
sumber : http://smkplimbot.blogspot.com
BUDIDAYA CABAI (CABE)
TANAMAN CABE
|
BUDIDAYA CABAI (CABE) MERUPAKAN PILIHAN AGRIBISNIS
YANG BERNILAI EKONOMIS TINGGI
PENDAHULUAN
Cara menanam cabai (cabe) yang tepat,
baik cara pengendalian hama penyakit maupun teknik budidaya cabai
(cabe) sangat menentukan keberhasilan budidaya. Cara menanam
cabai (cabe) yang saya uraikan di sini sudah disesuaikan dengan
kondisi di lapangan pada saat ini. Saya rangkai sedemekian rupa sehingga Cara
menanam cabai (cabe) ini sangat praktis dan mudah diterapkan terutama
bagi petani pemula.
SYARAT TUMBUH TANAMAN CABAI (CABE)
Tanah
Tanah tempat penanaman cabai (cabe) harus
gembur dengan kisaran pH 6,5 – 6,8.
Air
Tanaman cabai (cabe) memerlukan air
cukup untuk menopang pertumbuhannya. Air berfungsi sebagai pelarutunsur hara,
pengangkut unsur hara ke
organ tanaman, pengisi cairan tanaman cabai, serta membantu proses fotosintesis
dan respirasi. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan.
Iklim
Angin sepoi-sepoi cocok untuk budidaya cabai (cabe). Curah hujan
tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari sangat
dibutuhkan tanaman cabai (cabe), berkisar antara
10 – 12 jam per hari. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai
(tanaman cabe) 240C -280C.
PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA CABAI (CABE)
Pemilihan Lokasi Budiaya Cabai (Cabe)
Lokasi budidaya cabai (cabe) sebaiknya
dipilih yang strategis, transportasi mudah, dekat sumber air, jauh dari areapenanaman cabai (cabe) lain/tanaman
sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk diperhatikan, paling baik lahan
tidak ditanami tanaman cabai (cabe) selama
minimal 2 tahun terakhir agar diperoleh hasil optimal.
Pengukuran pH Tanah Budiaya Cabai
(Cabe)
Pengukuran pH tanah diperlukan untuk
menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di
bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH
tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.
Persiapan Sarana Prasarana Budiaya
Cabai (Cabe)
1. Pengadaan tanah untuk media semai.
3. Pengadaan benih dan mulsa PHP (Plastik
Hitam Perak).
4. Pengadaan pestisida.
5. Pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa
PHP, dan tali pertanian.
6. Pengadaan peralatan.
7. Persiapan tenaga kerja.
PELAKSANAAN BUDIDAYA CABAI (CABE)
Persiapan Lahan Budidaya Cabai (Cabe)
1. Pembajakan dan penggaruan.
2. Pembuatan bedengan kasar selebar
110-120 cm, tinggi 40-70 cm, lebar parit 50-70 cm.
3. Pemberian kapur pertanian sebanyak 200
kg/rol mulsa PHP untuk tanah dengan pH di bawah 6,5.
4. Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak
40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15
sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP.
5. Pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan
bercampur dengan tanah. Rapikan bedengan.
6. Pemasangan mulsa PHP.
7. Pembuatan lubang tanam.
8. Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x
60 cm dan musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm. Tujuannya untuk
menjaga kelembaban udara di sekitar pertanaman cabai (cabe).
9. Pemasangan ajir.
Persiapan Pembibitan dan Penanaman
Budidaya Cabai (Cabe)
1. Rumah atau sungkup pembibitan.
2. Pembuatan media semai.
3. Komposisi media semai adalah 20 liter
tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media semai dimasukkan
ke dalam polibag semai.
5. Pemeliharaan bibit.
Pembukaan
sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, kemudian sungkup dibuka lagi jam
15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka penuh untuk
penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap
pagi. Penyemprotan pestisida dilakukan pada umur 15
hss (hari setelah semai). Dosis ½ dari dosis dewasa.
6. Pindah tanam.
PEMELIHARAAN TANAMAN CABAI (CABE)
Penyulaman Budidaya Cabai (Cabe)
Penyulaman budidaya cabai (cabe) dilakukan
sampai umur tanaman 3 minggu. Apabila umur tanaman cabai (cabe) sudah
terlalu tua dan masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabai (cabe) tidak
seragam. Berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.
Perempelan dan Pengikatan Tanaman
Budidaya Cabai (Cabe)
Perempelan tunas samping. Perempelan tunas
samping dilakukan pada tunas yang keluar di ketiak daun. Bertujuanmemacu pertumbuhan vegetatif
tanaman, agar tanaman cabai (cabe) tumbuh
kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban saat tanaman cabai (cabe) sudah
dewasa. Dilakukan sampai pembentukan cabang utama, ditandai
munculnya bunga pertama.
Perempelan daun. Perempelan daun
dilakukan umur 80 hst (hari setelah tanam) pada daun-daun di bawah cabang utama
dan daun tua/terserang penyakit.
Sanitasi Lahan Budidaya Cabai (Cabe)
Sanitasi lahan budidaya cabai (cabe) meliputi
: pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak
muncul genangan, tanaman cabai (cabe) terserang hama penyakit disingkirkan
dari area penanaman.
Pengairan Budidaya Cabai (Cabe)
Pengairan budidaya cabai (cabe) diberikan
secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak
turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3
dari tinggi bedengan.
Pemupukan Susulan Budidaya Cabai (Cabe)
Diberikan
dengan cara pengocoran :
- Umur 15
hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam
200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.
- Umur 45
hst dan 60 hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan
dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.
- Umur 75
hst, 90 hst dan 105 hst, dosis 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam
200lt air, untuk 1000 tanaman, tiaptanaman cabai (cabe) 200ml.
- Kandungan Nitrogen tinggi diberikan umur 14
hst dan 21 hst.
Gangsir
Gangsir tanaman cabai (cabe) adalah Brachytrypes
portentosus. Hama ini menyerang tanaman muda yang baru
saja pindah tanam. Serangannya dilakukan malam hari, sedangkan siang harinya
bersembunyi di dalam tanah. Gangsirmembuat liang dalam tanah sampai
kedalaman 90 cm.Gangsir merusak tanaman cabai (cabe) dengan
cara memotong pangkal batang tapi tidak memakannya. Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak
1gram pada lubang tanam.
Ulat tanah tanaman cabai (cabe) adalah Agrotis
ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman cabai (cabe) di malam
hari, sedangkan siang harinya bersembunyi dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat
tanah menyerang batang tanaman cabai (cabe) muda dengan
cara memotongnya, sehingga sering dinamakan ulat pemotong. Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak
1gram pada lubang tanam.
Ulat Grayak
Ulat grayak tanaman cabai (cabe) adalah Spodoptera
litura. Hama ini menyerang bagian daun tanaman cabai (cabe) dengan
cara bergerombol. Daun menjadi berlubang dan meranggas. Ulat grayak disebut
juga ulat tentara. Seperti halnya jenis ulat lain ulat ini
menyerang tanaman cabai (cabe)malam
hari, sedang siang harinya bersembunyi di balik mulsa atau dalam tanah. Ulat
grayak bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin,
deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau
dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Ulat Buah
Ulat buah tanaman cabai (cabe) adalah Helicoverpa
sp.Hama ini menyerang buah muda dengan cara membuat
lubang dan memakannya. Ulat buah bersifat polifag.
Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin,
deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau
dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuaipetunjuk pada kemasan.
Thrips tanaman cabai (cabe)e adalah Thrips
parvispinus. Serangannya ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman cabai (cabe) yang
terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda
sehingga menyebabkan daun tanaman yang terserang mengeriting, akhirnya tanaman cabai (cabe) menjadi
kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahanaktif abamektin,
tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau
lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Kutu daun tanaman cabai (cabe) adalah Myzus
persiceae. Kutu ini mengisap cairan tanaman cabai (cabe)terutama
pada daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan
parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting,
akhirnya tanaman cabai (cabe) menjadi
kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisidaberbahan aktif abamektin,
imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Kutu kebul tanaman cabai (cabe) adalah Bemisia
tabaci. Hama berwarna putih, bersayap, tubuhnya diselimuti
serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap
cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin,
tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau
lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Tungau tanaman cabai (cabe) adalah tungau
kuning(Pol Polphagotarsonemus lotus) dan tungau merah(Tetranychus
cinnabarinus). Tungau bersembunyi di balik daun sambil
menghisap cairan daun. Daun cabai (cabe) yang
terserang berwarna kecoklatan, terpelintir, serta pada permukaan bawah daun
terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol,
tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Lalat Buah
Lalat buah tanaman cabai (cabe) adalah Dacus
dorsalis.Lalat betina dewasa menyerang dengan cara menyuntikkan
telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini
akhirnya menggerogoti buah cabai (cabe)sehingga buah menjadi busuk.
Pengendalian lalat buahmenggunakan perangkap lalat (sexpheromone),
caranya : metil eugenol dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan
posisi horisontal, atau dapat menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal
nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil.
Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan insektisidaberbahan aktif sipermetrin,
deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau
dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Nematoda tanaman cabai (cabe) adalah Meloidogyne
incognita. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil
pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat
kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman cabai (cabe).
Bekas gigitan cacing inilah akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti
layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang
akar. Cara pengendalian nematoda dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak
1gram pada lubang tanam.
Rebah semai tanaman cabai (cabe) adalah Pythium
debarianum. Penyakit ini biasa menyerang tanaman cabai (cabe) fase
pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam. Cara pengendaliannya dengan
penyemprotanfungisida sistemik berbahan
aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin,
asam fosfit, atau dimetomorf danfungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb,
propineb, ziram, atau tiram. Dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada
kemasan.
Bakteri penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalahPseudomonas
sp. Penyakit layu bakteri sering menggagalkan tanaman, tanaman cabai (cabe) yang
terserang mengalami kelayuan pada daun, diawali dari daun-daun muda. Upaya
pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang,
melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik denganbahan aktif kasugamisin,
streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Sebagai
pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur
25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik
pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Cendawan penyebab layu tanaman cabai (cabe)adalah Fusarium
oxysporum. Tanaman cabai (cabe) yang
terserang mengalami kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke
daun-daun muda dan menguning. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH
tanah, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang,
melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil
atau propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan
trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan
pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Cendawan penyebab busuk
phytophtora tanaman cabai (cabe) adalah Phytopthora
infestans. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman.
Serangan pada Batang ditandai bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan.
Serangan serius menyebabkan tanaman cabai (cabe) layu.
Daun yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang terserang ditandai
bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian
kimiawi menggunakanfungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
diantaranya metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam
fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau
tiram.Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Penyakit busuk kuncup tanaman cabai (cabe) adalahChoanephora
cucurbitarum. Penyakit busuk kuncupmenyerang bunga, tangkai
bunga, pucuk dan rantingtanaman cabai (cabe). Ranting yang terserang
berwarna coklat kehitaman dan cepat menyebar sehingga mematikan ujung tanaman
cabai (cabe), sedangkan bagian lainnya masih tegar. Ranting mati membusuk.
Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
diantaranya metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam
fosfit, atau dimetomorf, danfungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.
Cendawan bercak cercospora tanaman cabai (cabe)adalah Cercospora
capsici. Penyakit bercak cercosporamenyerang daun, tangkai
buah, batang dan cabangtanaman cabai (cabe).
Gejala serangan ditandai adanya bercak bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat
meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai putih, tepi
bercak berwarna lebih tua. Daun yang terserang parah berwarna kuning dan gugur.
Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktifyang bisa digunakan
diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau
tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
diantaranya klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.
Cendawan antraknosa tanaman cabai (cabe) adalahColletotrichum
capsici dan Gloesporium piperatum.Antraknosa sering
juga diistilahkan patek. Serangan pada buah ditandai bercak agak bulat dan
berlekuk berwarna cokelat tua, di sini cendawan membentuk massa spora berwarna
merah jambu. Buah yang terserang harus dimusnahkan dari area penanaman cabai (cabe).
Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau
tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan
aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Virus tanaman cabai (cabe) adalah
TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang
sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama musim kemarau. Gejala serangan
umumnya ditandai pertumbuhantanaman cabai (cabe) mengerdil,
daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit
virussampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini
ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular.
Beberapa hama yang sangat berpotensi penular virus diantaranya
adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau.
Manusia dapat juga berperan sebagai penularvirus, baik melalui alat-alat pertanian maupun
tangan terutama saat perempelan. Beberapa upaya penangananvirus antara
lain : membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penularvirus,
memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang,
kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh
saat melakukan penanganan terhadap tanaman cabai (cabe).
Pengendalian hama gangsir, ulat
tanah dan nematodadilakukan secara bersamaan cukup satu
kali pemberianinsektisida,
yaitu 1gram per lubang tanam.
Pengendalian hama ulat
grayak, ulat buah, kutu daun,kutu kebul, thrips, tungau, lalat
buah dan penyakitmenggunakan
pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas
setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktifyang sama secara
berturut-turut).
PANEN
sumber : http://petunjukbudidaya.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)